Author: Surya Online
Demi berjalan dengan penuh gaya di lorong lantai tiga Tunjungan Plaza III, Yuli Muji Lestari di haruskan memasang muka penuh senyuman, Jumat (10/6). Maklum, bersama belasan rekannya, polisi wanita (polwan) Polrestabes Surabaya itu sedang di latih berjalan di catwalk peragaan Busana Wanita nampak seperti model professional.
Berjalan di atas catwalk yang di lakoni polwan berpangkat Brigadir Kepala (Bripka) itu adalah pengalaman pertamanya. Sehari - hari, Yuli Muji Lestari selalu berkutat dengan berkas, memeriksa tersangka dan korban, sampai menangkap penjahat.
“Wah, baru kali ini saya jadi model baju batik. Untung semua modelnya ya teman-teman sendiri sesama polisi. Jadi saya ndak terlihat canggung sendiri,” ujar anggota Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Sat Reskrim Polrestabes Surabaya itu.
Bersama 25 rekannya yang terdiri dari 13 polwan dan 13 polisi lelaki (polki), Yuli Muji Lestari di wajibkan setiap hari berlatih berjalan seperti layaknya model. Pelatihan ini bertujuan untuk persiapan pagelaran Busana Wanita dan pria mode batik dalam rangka memperingati HUT ke-65 Polri yang digelar Polrestabes Surabaya, 13 Juni nanti.
Tidak tanggung - tanggung, mereka mendatangkan mantan peragawan terkenal era 80-an, Hari Sulistyo sebagai pelatih. Kehadiran Hari tentu saja menjadi ‘berkah’ bagi peserta peragaan yang sama sekali tak memiliki latar belakang modelling.
Tidak kaget, pada awal-awal latihan, banyak dari polwan dan polki terlihat kaku dan salah tingkah. Sifat tegas nan garang harus mereka lebur dengan senyum dan gerakan tubuh yang sedikit gemulai. “Pertama latihan itu yang paling berat. Rasanya badan ini remek semua. Saya sendiri ndak nyangka kalau jadi model itu ternyata melelahkan juga. Padahal, kalau di lihat ya cuma mondar-madir saja lho,” kata perempuan 32 tahun yang sudah dikaruniai satu anak itu.
Yang terberat menurut Yuli Muji Lestari yaitu keharusan mengenakan sepatu high heels alias berhak tinggi. Bagi Yuli dan Briptu Dedek Kurnia Sebayang, koleganya, sepatu itu membuat kaki dan pinggang mereka terasa pegal. “Lenggak - lenggok pakai sepatu hak tinggi bikin kaki pegel semua,” seloroh Dedek.
Perasaan yang sama juga diungkapkan Bripda Wissang Wilatiko. Polki 21 tahun itu sempat kaget saat dipilih menjadi peserta peragaan. Apalagi, Wissang mengaku tidak memiliki pengetahuan apa pun tentang dunia modelling. “Saya ya canggung sekali. Biasanya memburu pelaku kejahatan kok sekarang disuruh jalan kayak pragawan. Waduh isi tapi ndak apa-apa yang penting di nikmati sajalah,” tutur Wissang sembari tertawa.
Namun, baik polwan dan polki yang terlibat dalam pagelaran busana nanti, mengakui kegiatan ini sebagai hal yang positif. Selain bergaya di atas catwalk, pelatih juga memberikan pengetahuan tentang kepribadian.
Menurut Kasubag Humas Polrestabes Surabaya, AKP Suparti, acara ini didisain sedemikian rupa untuk menghibur masyarakat. “Dari sini kan kita bisa lihat bagaimana mereka tersenyum dan menggunakan bahasa tubuh untuk menunjukkan mereka ramah dan santun. Sosok polisi yang seperti inilah yang bisa diharapkan sebagai pengayom masyarakat,” cetusnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar